it's me

it's me

Minggu, 24 Juni 2012

LP Gastritis


BAB I
KONSEP DASAR

A.    Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung (Mansjoer, 1999 : 492). Menurut Dr. H. Slamet Suyono (2001), gastritis adalah Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi pada lambung   mukosa dan sub mukosa lambung.
Menurut Hidan (1999) gastritis diklasifikasikan menjadi dua yaitu  .
1.      Gastritis akut
Merupakan suatu peradangan pada permukaan mukosa lambung yang mengalami iritasi.
Dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.       Gastritis akut erosif, peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan  erosif.
b.      Gastritis superfisial akut, peradangan permukaan mukosa lambung ditandai mukosa memerah, edematosa dan ditutupi oleh mukosa yang melekat.
2.      Gastritis Kronik
Merupakan suatu peradangan bagi permukaan mukosa lambung yang menahun, dibagi menjadi 3 :
a.       Gastritis kronik superfisal, apabila kelainannya hanya terbatas pada epitel mukosa superfisial.
b.      Gastritis atrofik, ditandai oleh atropi progresif epithel kelenjar disertai kehilangan sel pariental dan chief cell.
c.       Atropi gastrik, bila kerusakannya berat yaitu pada sel-sel kelenjar fundus hilang dan akan diganti oleh sel-sel usus dan mukosa.

B.     Etiologi
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) : etiologi gastritis akut, yaitu :
1.      Iritasi lokal yaitu penggunaan obat-obatan seperti :
a.       Obat anti inflamasi non steroid, aspirin.
b.      Reserpine
c.       Corticosteroid
d.      Cytotoxic
2.      Bakteri, yaitu :
a.       Staphylococcus
b.      Salmonella
3.      Gaya hidup, yaitu :
a.       Penggunaan alkohol
b.      Perokok berat
c.       Mengkonsumsi makanan yang berbumbu seperti lada, cuka, teh, kopi, coklat, minuman bersoda dengan berlebihan.

C.    Manifestasi Klinik
Menurut Mansjoer (1999 : 494) manifestasi klinik pada gastritis akut adalah :
Sindrom dipepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah merupakan keluhan yang sering muncul ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematernesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu.
Keluhan  utama  dari gastritis (Sujono Hadi, 2002)
  1. Gastritis Akut
Keluhan yang sering diajukan pasien adalah : rasa pedih, kadang – timbul rasa berdenyut-denyut perut atas yang ada hubungan dengan makanan. Keluhan ini timbul mendadak setekah makan atau minum-minuman yang iritatif atau korosif  
  1. Gastritis kronik
Keluhan yang sering diajukan oleh penderita pada umumnya  bersifat ringan dan dirasakan sudah berbulan-bulan bahkan sudah bertahun-tahun. Pada umumnya mengeluh rasa tidak enak diperut atas,lekas kenyang, mual, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan kadang  mulut terasa masam.

D.    Komplikasi
Menurut Mansjoer (1999) komplikasi pada gastritis yaitu :
Perdarahan saluran cerna bagian atas, berupa hematemesis dan melena.




E.     Patofisiologi
Menurut price (1995 : 376) endotoksin bakteri (masuk setelah menelan makanan yang terkontaminasi), kafein, alkohol, dan aspirin, beberapa makanan berbumbu (lada, cuka) menyebabkan gejala yang mengarah pada gastritis akut.
Menurut Brunner dan Suddart (2002 : 1962) dimana efeknya akan mengiritasi mukosa lambung yang menyebabkan mukosa memerah dari edematosa, serta ditutupi oleh mukus yang melekat, erosi atau ulserasi pada mukosa lambung dan erdarahan sering timbul. Menurut Ignatavicius (1991 : 1034) masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif menyebabkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung, nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis, menurut Price (1995 : 376) bila reaksi radang bertambah berat dan bejalan dalam jangka panjang lama sering terjadi metaplasia intestinal dan tidak jarang perubahan displazia yang potensial menjadi karsino







F.     Pathway
Menurut Hirlan (2001)


 

 



























G.    Pemeriksaan Penunjang
Menurut Ignatavicius (1991) pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1.      Pemeriksaan darah rutin
Pada pemeriksaan ini digunakan untuk mengetahui adanya perubahan terhadap nilai hemoglobin dan hematokrid yang menunjang apabila ditemukan anemia kadang nilai serum gastrin ditemukan nilai rendah atau normal dan nilai serum vitamin B 12 mengalami kekurangan.
2.      Pemeriksaan radiograpy
3.      Pemeriksaan gastrocopy
Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya ketidaknormalan pada mukosa lambung superfisial pemeriksaan ini juga membutuhakn pemeriksaan histologik, biopsi lambung merupakan prosedur yang diperlukan untuk mendiagnosa type dari gastritis atau adanya kanker pada lambung, pemeriksaan citologi juga digunakan untuk mengetahui adanya kanker pada lambung.

H.    Penatalaksanaan
Menurut Brunner dan Suddarth (2002) penatalaksanaan pada gastritis yaitu
1.      Istirahat baring
2.      Memodifikasi diet pasien
3.      Diet makanan lunak diberikan sedikit demi sedikit tapi lebih sering, hindarkan bahan-bahan yang merangsang seperti alkohol, bumbu dapur, dan lain-lain.
4.      Bila disebabkan oleh kuman-kuman, berikan antibiotik yang sesuai.
5.      Berikan obat antikolinergik bila sekresi asam berlebihan.
6.      Anjurkan pasien untuk mengurangi stress.
7.      Berikan vitamin B 12 secara pariental untuk memperbaiki keadaan aneminya.
8.      Bila terjadi perdarahan lakukan tindakan endoskopi.


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A.      Proses Keperawatan
Menurut Slamet Suyono (2001), pengkajian penyakit gastritis adalah :
1.      Tanyakan pasien tentang tanda-tanda dan gejala-gejala yang ditunjukkan nyeri ulu hati, indigesti, mual, muntah.
2.      Bagaimana gejala menghilang
3.      Apakah sudah muntah darah atau telah menelan sesuatu elemen penyebab
4.      Lakukan pengkajian fisik, perhatikan adanya nyeri tekan abdomen, dehidrasi dan bukti-bukti kelainan sistemik yang mungkin bertanggung jawab terhadap gejala-gejala.

B.       Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya mukosa lambung teritasi atau agen injury biologi (Brunner dan Suddart, 2002 : 1063)
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Intervensi :
a.       Kaji nyeri, letak, frekuensi, intensitas.
b.      Berikan posisi nyaman.
c.       Anjarkan teknik relaksasi.
d.      Identifikasi faktor penyebab nyeri.
e.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.

2.      Nutrisi kurang dari yang dibutuhkan berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat (Brunner dan Suddarth, 2002 : 1063)
Intervensi :
a.       Kaji status nutrisi pasien, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus rasa nyeri.
b.      Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien.
c.       Anjurkan  untuk  masukan dan haluaran setiap 8 jam.
d.      Anjurkan untuk  makan selagi hangat.
e.       Anjurkan makan sesuai diet dalam jumlah kecil dan sering
3.      Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak cukup, akibat adanya perdarahan dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah (Brunner dan Suddarth, 2003 : 1063).
Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan.
Intervensi :
a.       Monitor tanda-tanda vital.
b.      Monitor keadaan kulit, warna, kelembaban, turgor.
c.       Pantau masukan dan haluaran setiap hari.
d.      Timbang berat badan.
e.       Monitor adanya kelebihan cairan selama penggantian cairan.




4.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya kelemahan fisik (engram, 1998 : 156)
Tujuan : Pasien mendemonstrasikan peningkatan intoleransi aktivitas.
Intervensi :
a.       Identifikasi faktor yang dapat mendorong klien untuk toleransi terhadap aktivitas.
b.      Atur jadwal pasien untuk pemberian waktu istirahat antara tidur yang cukup.
c.       Bantu pasien dalam merencanakan periode istirahat.
d.      Pertahankan masukan nutrisi yang diprogramkan.
e.       Anjurkan aktivitas yang ringan.
f.       Bantu pasien dalam merencanakan jadwal aktivitas tiap hari.
5.      Kurang pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaan berhubungan dengan informasi yang kurang (Doenges, 2000 : 635)
Tujuan : pengetahuan pasien bertambah
Intervensi :
a.       Kaji tingkat pengertian mengenai proses penyakit dan penatalaksanaan.
b.      Instruksikan pasien untuk tidak makan-makanan yang mengandung asam.
c.       Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyakit dan penatalaksanaan.
d.      Evaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Euskulapius FKUI, Jakarta

Doenges, ME Moorhouse, MF dan Geiser, Ac. (1999). Nursing Care Plans. Editor: Canoggio, MM. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Brunner and Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, jilid 156 , EGC, Jakarta



LAPORAN PENDAHULUAN
KLIEN DENGAN GASTRITIS
DI MELATI 2 RS DR. MOEWARDI
Pembimbing Akademik : Asrining Surasmi, SST, S.Pd


logo-jurusan-jpeg













Disusun oleh :
Isya Ryan Setyawan
P.27220010 065


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN SURAKARTA
D III JURUSAN KEPERAWATAN
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar