BAB
I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Di
negara berkembang seperti di Indonesia kejadian operasi Sectio caesarea yang
semakin banyak sudah issue , tapi ada suatu indicator yang dijadikan patokan
masyarakat. Dari data tahun 1975, di jaman operasi section caesare masih jarang
dilakukan, angka kematian ibu yang melahirkan sekitar 30 orang setiap 1000
orang ibu yang melahirkan. Lewat keseriusan pemerintah untuk menekan angka
kematian ibu terus diupayakan sehingga pada tahun 1996 mencanangkan “Gerakan
Sayang Ibu” (GSI) dan mematok angka 2,25% dari semua persalinan sebagai target
nasional untuk menurunkan angka kematian ibu pada akhir 1999 (Cindy, dkk,
2005).
Indikasi
sectio caesarea antara lain : Ibu / janin : Distosia (ketidakseimbangan
sepalopelvik, kegagalan induksi persalinan, kerja rahim yang abnormal). Ibu :
Penyakit pada ibu (Eklapmsia, DM, Penyakit jantung,Ca servik), pembedahan
sebelumnya, sumbatan pada jalan lahir. Janin : Gangguan pada janin, Prolaps
tali, Mal presentasi. Plasenta : Plasenta previa, Abrupsion plasenta. Untuk
menekan angka kematian ibu dan janin salah satu cara bisa dilakukan dengan
tindakan operasi. Tindakan persalinan yang biasa dilakukan adalah bedah Caesar.
Di
negara maju frekuensi operasi sectio caesarea berkisar antara 1,5% sampai
dengan 7% dari semua persalinan (Sarwono, 1999). Indikasi dilakukan section
caesarea pada ibu adalah disproporsi Cepalo pelvic, placenta previa, tumor
jalan lahir, hidramnion, kehamilan gamely, sedangkan janin adalah janin besar,
mal presentasi, letak lintang, hidrocepalus (Oxom, 2008). Pre eklampsia atau
peningkatan tekanan darah, protenuria dan udem pada ibu hamil juga merupakan
indikasi dilakukan operasi sectio caesarea. Karena bila dipaksakan pervaginaan
dapat berisiko terjadi kejang pada ibu atau eklampsia.
B. Tujuan
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian
secara sistematis dengan Post Sectio Caesarea.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose
keperawatan sesuai dengan data pengkajian yang didapat.
c.
Mahasiswa mampu membuat intervensi sesuai dengan diagnose keperawatan.
d.
Mahasisawa mampu mengimplentasikan rencana tindakan yang telah di susun.
e.
Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah di laksanakan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan
janin melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).
Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005).
Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat
badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net).
Jenis–jenis
seksio sesare :
1. Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus
uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
2. Seksio sesarea ismika (profunda)
Dengan sayatan melintang konkaf pada
segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
B. Etiologi
1. Indikasi
yang berasal dari ibu ( etiologi )
Yaitu pada primigravida dengan
kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, disproporsi sefalo
pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah kehamilan dan persalinan yang
buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada primigravida,
solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu
preeklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (
jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya ).
2. Indikasi
yang berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, mal
presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan
pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
C. Patofisiologi
Terjadi Kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin
menyebabkan Persalinan Normal Tidak Memungkinkan akhirnya harus dilakukan SC
D. Komplikasi
1. Infeksi
puerperal komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama
beberapa hari dalam masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2. Perdarahan
banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut
terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi
lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan sebagainya sangat
jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian
tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak
ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
E. Penatalaksanaan
1. Perawatan
Pre Operasi Seksio Sesarea
a. Persiapan
Kamar Operasi
· Kamar operasi telah dibersihkan dan
siap untuk dipakai
· Peralatan dan obat-obatan telah siap
semua termasuk kain operasi
b. Persiapan
Pasien
· Pasien telah dijelaskan tentang
prosedur operasi.
· Informed consent telah ditanda
tangani oleh pihak keluarga pasien
· Perawat member support kepada
pasien.
· Daerah yang akan di insisi telah
dibersihkan (rambut pubis di cukur dan sekitar abdomen telah dibersihkan dengan
antiseptic).
· Pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pengkajian untuk mengetahui penyakit yang pernah di derita oleh pasien.
· Pemeriksaan laboratorium (darah,
urine).
· Pemeriksaan USG.
· Pasien puasa selama 6 jam sebelum
dilakukan operasi.
2. Perawatan
Post Operasi Seksio Sesarea.
a. Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata
dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra muskuler) setiap 3 jam sekali, bila
diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau dapat disuntikan dengan cara serupa
10 mg morfin.
- Wanita
dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah 50 mg.
- Wanita
dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg Meperidin.
- Obat-obatan
antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan bersama-sama dengan
pemberian preparat narkotik.
b. Tanda-tanda
Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4
jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang
hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.
c. Terapi
cairan dan Diet
Untuk pedoman umum, pemberian 3
liter larutan RL, terbukti sudah cukup selama pembedahan dan dalam 24 jam
pertama berikutnya, meskipun demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml /
jam, pasien harus segera di evaluasi kembali paling lambat pada hari kedua.
d. Vesika
Urinarius dan Usus
Kateter dapat dilepaskan setelah 12
jam, post operasi atau pada keesokan paginya setelah operasi. Biasanya bising
usus belum terdengar pada hari pertama setelah pembedahan, pada hari kedua
bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari ketiga.
e. Ambulasi
Pada hari pertama setelah
pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan dapat bangun dari tempat tidur
sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua pasien dapat berjalan dengan
pertolongan.
f. Perawatan
Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari,
sehingga pembalut luka yang alternatif ringan tanpa banyak plester sangat
menguntungkan, secara normal jahitan kulit dapat diangkat setelah hari ke empat
setelah pembedahan. Paling lambat hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi
tanpa membahayakan luka insisi.
g. Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada
pagi setelah operasi hematokrit tersebut harus segera di cek kembali bila
terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau keadaan lain yang menunjukkan
hipovolemia.
h. Perawatan
Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada
hari post operasi jika ibu memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut
payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya
mengurangi rasa nyeri.
i. Memulangkan Pasien
Dari Rumah Sakit
Seorang pasien yang baru melahirkan
mungkin lebih aman bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke
empat dan ke lima post operasi, aktivitas ibu seminggunya harus dibatasi hanya
untuk perawatan bayinya dengan bantuan orang lain.
F. Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan,
suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat, status perkawinan, ruang rawat, nomor
medical record, diagnosa medik, yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan
umum tanda vital.
b. Data Riwayat
Kesehatan
- Riwayat
kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang
berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang
dirasakan setelah pasien operasi.
- Riwayat
Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang
dapat mempengaruhi penyakit sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami
penyakit yang sama (Plasenta previa).
- Riwayat
Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita
pasien dan apakah keluarga pasien ada juga mempunyai riwayat persalinan
plasenta previa.
c. Data Sosial
Ekonomi
Penyakit ini dapat terjadi pada
siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat lebih sering terjadi pada penderita
malnutrisi dengan sosial ekonomi rendah.
d. Data
Psikologis
- Pasien
biasanya dalam keadaan labil.
- Pasien
biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.
- Harga diri
pasien terganggu
-
e. Pemeriksaan
Penunjang
- USG, untuk
menetukan letak impiantasi plasenta.
- Pemeriksaan
hemoglobin
- Pemeriksaan
Hema tokrit
.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
Ansietas b.d pengalaman pembedahan dan hasil
tidak dapat diperkirakan
b.
Resiko infeksi. Dengan faktor destruksi
pertahanan terhadap bakteri
c.
Nyeri akut b.d insisi, flatus dan
mobilitas
d.
Resti perubahan nutrisi b.d peningkatan
kebutuhan untuk penyembuhan luka, penurunan masukan ( sekunder akibat nyeri,
mual, muntah )
I. Intervensi
DP
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Ansietas
b.d pengalaman pembedahan dan hasil tidak dapat diperkirakan
Resti
infeksi b.d destruksi pertahanan terhadap bakteri
Nyeri
akut b.d insisi, flatus dan mobilitas
Resti
perubahan nutrisi b.d peningkatan kebutuhan tubuh untuk penyembuhan
luka,penurunan masukan (sekunder akibat nyeri, mual, muntah
|
Ansietas
berkurang setelah diberikan perawatan dengan kriteria hasil :
-
Tidak menunjukkan traumatik pada
saat membicarakan pembedahan
-
Tidak tampak gelisah
-
Tidak merasa takut untuk dilakukan
pembedahan yang sama
-
Pasien merasa tenang
Infeksi
tidak terjadi setelah perawatan selama 24 jam pertama dengan kriteria hasil :
-
Menunjukkan kondisi luka yang jauh
dari kategori infeksi
-
Albumin dalam keadaan normal
-
Suhu tubuh pasien dalam keadaan
normal, tidak demam
Nyeri
dapat berkurang setelah perawatan 1x 24 jam dengan kriteria :
-
Pasien tidak mengeluh nyeri /
mengatakan bahwa nyeri sudah berkurang
Mendemontrasikan
berat badan stabil atau penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan
normalisasi nilai laboratorium dan bebas dari tanda malnutrisi
|
-
Lakukan pendekatan diri pada
pasien supaya pasien merasa nyaman
-
Yakinkan bahwa pembedahan
merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh untuk menyelamatkan bayi dan ibu
-
Berikan nutrisi yang adekuat
-
Berikan penkes untuk menjaga daya
tahan tubuh, kebersihan luka, serta tanda-tanda infeksi dini pada luka
-
lakukan pengkajian nyeri
-
lakukan managemen nyeri
-
monitoring keadaan insisi luka
post operasi
-
ajarkan mobilitas yang
memungkinkan tiap jam sekali
-
kaji status nutrisi secara
continue selama perawatan tiap hari, perhatikan tingkat energi, kondisi,
kulit, kuku, rambut, rongga mulut
-
tekankan pentingnya trasnsisi pada
pemberian makan per oral dengan tepat
-
beri waktu mengunyah, menelan,
beri sosialisasi dan bantuan makan sesuai dengan indikasi
|
-
Rasa nyaman akan menumbuhkan rasa
tenang, tidak cemas serta kepercayaan pada perawat.
-
Nutrisi yang adekuat akan
menghasilkan daua tubuh yang optimal
-
Dengan adanya partisipasi dari
pasien, maka kesembuhan luka dapat lebih mudah terwujud
-
Setiap skala nyeri memiliki
managemen yang berbeda
-
Antisipasi nyeri akibat luka post
operasi
-
Antisipasi nyeri akibat luka post
operasi
-
Mobilitas dapat merangsang
peristaltik usus sehingga mempercepat flatus
-
Memberi kesempatan untuk
mengobservasi penyimpangan dari norma/ dasar pasien dan mempengaruhi pilihan
intervensi
-
Trasnsisi pemberian makan oral
lebih disukai
-
Pasien perlu bantuan untuk
menghadapi masalah anoreksia, kelelahan, kelemahan otot
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito
L. J, 2001, Diagnosa keperawatan,
Jakarta : EGC
Doengoes, M E, 2000, Rencana Askep pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien, Jakarta : EGC
Mochtar,
Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri,
Jakarta : EGC
Winkjosastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar