Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain
Pada Anak Balita di Bangsal Melati 2
RS Dr.
Moewardi
Disusun Oleh :
Isya
Ryan Setyawan
P
27220010 065
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA
D III JURUSAN KEPERAWATAN
2012
SAP TERAPI BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi
Bermain Pada Anak Di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Balita
Tujuan : Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
Tempat : Bangsal Melati 2 RS Dr.
Moewardi
Hari/tanggal : 7 Juni
2012
Waktu : 30 menit (jam 10.00 s.d 10 30).
Sasaran : An. T dan Keluarga
Metode :
1. Ceramah
2. Bermain bersama
Media :
1. Lembar gambar ular tangga
2. Balok dan perlengkapannya
Rencana
Pelaksanaan :
No
|
Terapis
|
Waktu
|
Subjek terapi
|
1
|
Persiapan
a.
Menyiapkan ruangan.
b.
Menyiapkan alat-alat.
c.
Menyiapkan anak dan keluarga
|
5 menit
|
|
2
|
Proses :
a.
Membuka
proses terapi bermain dengan mengucap kan salam, memperkenalkan diri.
b.
Menjelaskan
pada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara
permainan.
c.
Mengajak anak bermain .
d.
Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
|
2 menit
5 menit
10 menit
3 menit
|
Menjawab salam,
Memperkenalkan diri, Memperhatikan
Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya
|
3
|
Penutup (1 menit).
Menyimpulkan, mengucapkan salam
|
1 menit
|
Memperhatikan
dan menawab salam
|
MATERI TERAPI BERMAIN
PENDAHULUAN:
Bermain merupakan suatu
aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka
mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain.
Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya.(Donna
L wong, 2003)
Dengan bermain anak dapat menstimulasi
pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain
dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain
adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan
cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari
bermain, antara lain:
1.
Membuang ekstra energi.
2.
Mengoptimalkan
pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
3.
Aktivitas
yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4.
Anak belajar mengontrol diri.
5.
Berkembanghnya
berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
6.
Meningkatnya daya kreativitas.
7.
Mendapat
kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
8.
Merupakan
cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
9.
Kesempatan
untuk bergaul dengan anak lainnya.
10.
Kesempatan
untuk mengikuti aturan-aturan.
11.
Dapat mengembangkan kemampuan
intelektualnya.
MACAM BERMAIN
Menurut Markum A.H 1991 :
1.
Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif,
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a.
Bermain mengamati/menyelidiki
(Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b.
Bermain konstruksi
(Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok
menjadi rumah-rumahan.
c.
Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan
dengan teman-temannya.
d.
Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2.
Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain
dengan melihat dan mendengar. Permainan
ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar
cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai
keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini
:
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit
tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat
permainannya.
4.
Tidak mempunyai teman bermain.
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE)
adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan
dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak,
trediri dari motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar :
sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih
berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan
pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam
hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan
yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan
taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan
minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak
terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak
sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu
banyak atau sedikit.
BENTUK- BENTUK PERMAINAN
Menurut soetjiningsih, 1995 :
1.
Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1
bulan), misalnya mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan.
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi
tidak kelihatan.
e.
Melatih mengenal sumber asal
suara.
f.
Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang
berulang-ulang.
Alat permainan yang
dianjurkan :
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan
mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau
bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang
atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan
keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.
2.
Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a.
Mencari sumber suara/mengikuti
sumber suara.
b.
Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong
dan menarik.
d.
Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan
sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang menarik
Alat permainan yang
dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring
didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan
ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah
tangga(misal: cangkir yang tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember,
waskom, air), balok-balok besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36
bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b.
Mengembangkan keterampilan
berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan,
menghitung, mengenal dan membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f.
Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna
benda.
Alat permainan yang
dianjurkan :
a.
Alat-alat untuk menggambar.
b.
Lilin yang dapat dibentuk
c.
Pasel (puzzel) sederhana.
d.
Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan
dan warna yang berbeda.
f.
Bola.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan
membedakan.
b.
Mengembangkan kemampuan
berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang
berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan
berbagai cara bermain pura-pura (sandiwara).
e.
Membedakan benda dengan
permukaan.
f.
Menumbuhkan sportivitas.
g.
Mengembangkan kepercayaan diri.
h.
Mengembangkan kreativitas.
i.
Mengembangkan
koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j.
Mengembangkan
kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul
dengan anak dan orang diluar rumahnya.
l.
Memperkenalkan
pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian mengenai terapung
dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan
gotong royong.
Alat permainan yang
dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku
bergambar, majalah anak-anak, alat gambar & tulis, kertas untuk belajar
melipat, gunting, air, dll.
b.
Teman-teman bermain : anak
sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
6.
Usia Prasekolah
Alat permainan yang
dianjurkan :
a.
Alat olah raga.
b.
Alat masak
c.
Alat menghitung
d.
Sepeda roda tiga
e.
Benda berbagai macam ukuran.
f.
Boneka tangan.
g.
Mobil.
h.
Kapal terbang.
i.
Kapal laut dsb
7.
Usia sekolah
Jenis permainan yang
dianjurkan :
a. Pada anak laki-laki : mekanik.
b. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.
8. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh
kelompok)
Karakterisrik permainnya adalah permainan
intelaktual, membaca, seni, mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan
masalah.
9.
Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video,
komputer, dll.
BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP
Tujuan kegiatan :
1.
Memberi informasi.
2.
Memicu normalisasi.
3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
4.
Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
1.
Mendesain tanda selamat datang.
2. Memicu orang tua mengisi angket mengenai
ritual anak.
3.
Memicu orang tua membawa foto
dan mainan.
4. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
5.
Proaktif melakukan permainan.
Kegiatan untuk kesadaran dan citra diri
Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang
bagian tubuh internal dan eksternal,
fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya.
Kegiatan :
1.
Belajar tentang bagian tubuh
luar.
2. Belajar tentang bagian tubuh dalam.
3.
Belajar tentang fungsi tubuh.
4.
Belajar menerima tubuh.
Daftar Pustaka
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak,
EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
Wong, Donna L. 2003. Pedoman klinis Keperawatan
Pediatrik. Jakarta : EGC